Masa Depan Conversational Commerce di Indonesia

Peralihan budaya transaksi dari offline ke online di Indonesia dipelopori oleh e-commerce dan marketplace, yang mempercepat pembangunan infrastruktur logistik, adopsi pembayaran digital, dan kebiasaan belanja daring.

Tren ini kini memasuki fase baru melalui conversational commerce, di mana konsumen dapat membeli produk langsung dalam chat.

Innovasia kemudian memperluas konsep ini menjadi Conversational Transactions, memungkinkan penagihan dan pembayaran apa pun—mulai dari belanja hingga tagihan PDAM dan donasi—langsung dalam satu percakapan.

Sejarah pergeseran yang sama ini akan terulang: yang cepat beradaptasi akan memimpin, sementara yang terlambat akan tertinggal.


1. E-Commerce & Marketplace: Katalisator Transformasi

E-commerce dan marketplace mempercepat transisi online dengan menyediakan ujung ke ujung (end-to-end) sistem belanja digital:

  • Skala dan Infrastruktur: Nilai pasar e-commerce Indonesia diperkirakan mencapai USD 94,5 miliar pada 2025, melonjak dari US$26 miliar di 2020 berkat peningkatan penetrasi internet dan smartphone.

  • Logistik & Last-Mile Delivery: Permintaan tinggi belanja daring memaksa perusahaan logistik membangun gudang dekat kota dan mempercepat “last-mile” delivery, mengubah standar kecepatan pengiriman.

  • Pembayaran Digital: Marketplace mendorong adopsi dompet digital, virtual account, dan QRIS—fondasi kepercayaan untuk transaksi nontunai yang mendukung gelombang belanja online 

Tanpa e-commerce, pergeseran transaksi akan berjalan jauh lebih lambat, karena infrastruktur dan kepercayaan digital belum terbentuk.


2. Kebangkitan Conversational Commerce

Conversational commerce menggabungkan e-commerce dengan aplikasi pesan dan chatbot, memungkinkan belanja dalam chat tanpa keluar aplikasi:

  • Nilai pasar Indonesia USD 13,06 miliar pada 2023, diproyeksikan naik menjadi USD 31,16 miliar pada 2028 (CAGR 18,9 %) Research and Markets.

  • Pasar global bertumbuh dari US$ 11,04 miliar (2024) ke US$ 13 miliar (2025) (CAGR 17,7 %) The Business Research Company.

  • WhatsApp dan Messenger berperan besar: 90,9 % pengguna internet Indonesia aktif di WhatsApp, menjadikannya kanal utama solusi chat-commerce Eos Global Expansion.

Namun “commerce” dalam chat umumnya mengikat pada pemilihan produk—sementara banyak transaksi lain tidak memerlukan katalog.


3. Mengenalkan Conversational Transactions

Innovasia memperluas definisi dengan Conversational Transactions:

“Setiap penagihan dan pembayaran—apapun bentuknya—yang diinisiasi dan diselesaikan sepenuhnya dalam satu percakapan, tanpa bergantung pada katalog produk.”

Contoh kasus:

  • Tagihan PDAM & Listrik dikirim via WhatsApp, pelanggan membayar VA/QRIS dalam chat.

  • Pembayaran Pajak: otentikasi resmi dan transaksi selesai di jendela pesan.

  • Donasi Filantropi: zakat dan wakaf diinisiasi lewat satu perintah chat, data donor terekam otomatis.

Dengan demikian, goal “commerce” dirangkum lagi menjadi “transactions,” mencakup semua bentuk aliran uang dalam chat.


4. Efek Berantai ke Berbagai Industri

Seperti e-commerce mendorong transformasi lintas sektor, Conversational Transactions akan:

  • Perbankan & Fintech: Memperluas use-case pembayaran digital, mendorong inovasi produk dan keamanan real-time.

  • Layanan Publik: Memudahkan pembayaran tagihan rutin (PDAM, listrik, pajak) tanpa antrean atau portal terpisah.

  • Filantropi & Pendidikan: Otomasi engagement donor dan wali siswa, memperkuat retensi dan transparansi.

  • Retail & B2B: Menjadi saluran tambahan untuk pemesanan ulang, langganan, atau invoice otomatis.

Sejarah menunjukkan bahwa industri lain hanya “menyusul” e-commerce di belakang; kini mereka harus bersiap menyusul gelombang chat-driven transactions.


5. Mengapa Anda Tidak Boleh Tertinggal

Seperti marketplace menciptakan kebiasaan belanja online, Conversational Transactions akan menjadi habit baru:

  1. Kemudahan: Pengguna tak perlu ganti aplikasi atau isi data berulang.

  2. Kecepatan: Transaksi selesai dalam hitungan detik dalam chat yang sudah familiar.

  3. Kredibilitas: Integrasi API resmi (WhatsApp Business API) dan payment gateway terverifikasi (Winpay) menjaga keamanan.

Bagi bisnis dan lembaga publik, menyiapkan diri untuk menerima pembayaran dalam percakapan bukan sekadar inovasi—itu keharusan untuk bertahan dan memimpin era digital berikutnya.


Jangan biarkan sejarah ini terulang tanpa Anda. Segera integrasikan solusi Conversational Transactions dari Innovasia, dan jadilah pelopor kebiasaan transaksi masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *